Halaman

Label

Jumat, 17 Februari 2012

Demang Pancal Panggung

1. Kademangan Yang Subur
M

entari pagi yang cerah  disambut oleh kicauan burung gelatik, kutilang, ciblek, manyar dan lain- lain . Burung –burung berkicau diatas dahan pepohonan yang rindang menampakkan kebahagiaan. Kecuali itu juga sering hinggap dipepohonan burung perkutut yang selalu mengundang pasangannya untuk diajak bercengkerama, burung terkukur juga tidak mau ketinggalan saling bermesraan dengan pasangannya. Sesekali nampak burung kuntul yang bergerombol menghinggapi persawahan yang luas membentang disekitar kademangan nampak putih melambangkan kesucian hati yang mendalam..
Hewan piaraan Kerbau, sapi, domba, kambing dan beraneka ragam unggas seperti ayam, itik, angsa, menthok dan ayam kalkun nampak bergembiraria menyambut datangnya pagi hari yang cerah. Tidak ketinggalan kuda putih milik Ki Demang juga memekikkan suaranya yang khas menyapa kuda-kuda lain dikandangnya. Kuda –kuda piaraan tersebut sahut menyapa siraja kuda yang terkenal sakti mandra guna itu. Betapa tidak konon kabarnya kuda putih milik Ki Demang sanggup melindungi tuannya dari serangan senjata tajam dan bahkan peluru sekalipun.
Bentangan sawah yang luas nampak menguning karena padi wulu,serung , ketan dan raja lele terlihat menunduk berisi hendak memberikan hasil panen kepada pemiliknya.Diladang bagian barat nampak hijau tanaman kacang-kacangan seperti kecipir , kacang kapri dan kacang  tanah maupun kedelai. Selain itu juga terdapat sayuran kacang panjang, bayam, kenikir dan terung yang selalu memberikan hasil kepada penanamnya. Di bagian selatan yang kurang mendapat air ditanami padi gaga yang tahan terhadap kekeringan. Semua tanaman ditata dan diatur rapi sesuai jenisnya. Disebelah barat kademangan dibuat tambak ikan lele maupun gurameh yang selalu memberikan hasil pada setiap tahunnya.

Pada musim kemarau tanaman padi disawah diganti dengan tanaman palawija seperti jagung, kedelai, waluh maupun ketimun. Setelah palawija dipanen sekitar tiga bulan dari masa tanam segera dipersiapkan pembenihan padi untuk persawahan.
Penggarapan sawah selalu dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan bantuan kerbau maupun sapi peliharaan  untuk membajak dan menggaru.Kotoran hewan piaraan dikumpulkan untuk membuat pupuk kandang. Dedauanan sisa makanan ternak dikumpulkan sendiri untuk membuat pupuk hijau. Ketrampilan Ki Demang memang patut diacungi jempol.
Sumber mata air yang ada dibagian barat kademangan nampaknya tidak pernah kering walau pada musim kemarau panjang. Air yang mengalir diatur kesetiap persawahan maupun ladang. Pembagian air dijaga dengan ketat sehingga tidak ada air yang terbuang percuma. Kecuali untuk keperluan irigasi persawahan juga digunakan untuk keperluan perikanan dan keamanan.
Tanaman yang subur dan selalu memberikan hasil yang berlimpah ruah, menyebabkan kademangan tersebut tidak pernah kekurangan pangan, baik dimusim panen maupun dimusim paceklik atau kemarau panjang. Ketekunan dan keuletan Ki Demang dalam mengatur persawahan membuat petani dikademangan tersebut tidak pernah gagal panen. Hama padi dan tanaman dapat dicegah dengan obat-obatan tradisional yang dibuat sendiri oleh Ki Demang.
Panen yang berlimpah ruah terasa tidak dapat dihabiskan oleh para petani sehingga dibuatlah gudang penyimpanan atau disebut lumbung padi dan lumbung palawija. Lumbung padi digunakan untuk menyimpan padi dan lumbung palawija digunakan untuk menyimpan beraneka panenan palawija yang tidak habis dimusim panen.



2. Kademangan Tempuran
U

saha Ki Demang yang ulet dalam mengolah tanah pertanian banyak memberikan hasil yang baik. Jenis padi yang ditanam dipilih padi yang masa tanamnya lebih pendek yaitu  sekitar empat bulan.Pemilihan ini penting karena ada varietas tertentu yang masa tanamnya bisa mencapai enam bulan dan bahkan ada yang sembilan bulan baru panen. Padi yang masa tanamnya empat bulan bisa tertunda sampai enam bulan baru panen dan padi yang masa tanamnya enam bulan bisa tertunda sampai sembilan bulan baru panen.Penundaan masa panen biasanya disebabkan oleh irigasi yang kurang teratur.
Sifat tegas dari Ki Demang dalam pengaturan tanaman memberi kesan tersendiri  dari para bekel bawahannya. Namun kalau tidak tegas dalam pengolahan tanah , pemilihan bibit , irigasinya serta pemupukannya dan pengobatannya tentu hasilnya tidak akan memuaskan.
Pada suatu ketika dimusim kemarau panjang daerah Wonogiri, Gunung Kidul dan Jatinom termasuk lereng Merapi mengalami gagal panen atau penundaan panen karena kekeringan. Karena gagal panen atau mengalami penundaan masa panen maka masyarakat didaerah tersebut mengalami kelaparan. Bahan makan yang ada bukan gaplek atau nasi melainkan makan dari batang pohon pisang yang dijadikan makanan. Terkadang makan Gogik yaitu sisa nasi thiwul yang telah dikeringkan.
Dari hasil panen sangat baik Hasil panen tidak habis dimakan sampai musim panen berikutnya. Gudang penyimpanan panen atau lumbung selalu penuh bahkan selalu bertambah isinya. Pada setiap musim kemarau panjang didaerah lain mengalami musim paceklik . Hal ini disebabkan karena padi yang ditanam selama empat bulan belum juga menunjukkan hasilnya. Malah terkadang padi tertentu bisa mengalami panen setelah masa tanam selama sembilan bulan. Kalau terjadi hal seperti itu tentunya para petani sangat kebingungan. Hasil panen sebelumnya tentunya telah habis dimakan selama penantian masa penen.
dengan pasangannya. Sesekali nampak burung kuntul yang bergerombol menghinggapi persawahan yang luas membentang disekitar kademangan nampak putih melambangkan kesucian hati yang mendalam..



Disebuah Desa Tegalsari kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo , tepatnya 30 km sebelah selatan kota Surakarta dan 2 km sebelah utara perbatasan daerah Gunung Kidul. Terdapat kademangan yang tata kelolanya bagaikan sebuah kerajaan besar. Nama demang yang mengelola daerah tersebut bernama Resa Dinala. Demang Resa Dinala juga disebut Demang Pancal Panggung karena di pergelangan kedua kaki dan tangannya terdapat keratan kulit berwarna putih melingkar menyerupai gelang. Juga disebut Demang kaduwang karena Demang tersebut ditolak (diduwa) oleh pihak keraton.
 Disekeliling kademangan dibuat parit atau sungai kecil , Ditepian sungai yang lebar banyak digenangi air. Ditepian sungai kecil ditanami bambu ori berfungsi untuk beteng  pertahanan.Adanya beteng pertahanan ini sangat berguna untuk keamanan sehingga  orang lain tidak mudah masuk ke wilayah kademangan. Dibagian sungai yang lebar bagian barat kademangan banyak digenangi air karena memang disitu terdapat sumber mata air yang besar sehingga setiap orang yang akan pergi ke kademangan harus nyebrang terlebih dahulu sekarang tempat tersebut dinamakan kampung sabrang. Sebelum sampai di penyeberangan ada tempat untuk melihat-lihat ( melirik) kademangan dan sekarang kampung tersebut dinamakan kampung nglirik Adapun pada bagian selatan terdapat sungai yang kecil yang ditanami bambu ori terdapat jalan setapak  atau jalan persimpangan ( murang) dan sekarang menjadi kampung yang bernama Morangan. Jalan setapak tersebut menghubungkan padukuhan ( sekarang bernama kampung dukuh)  dengan Kademangan. Padukuhan ini dahulu dihuni oleh para petani yang mengerjakan sawah kademangan.Dan untuk menuju ke padukuhan harus mengitari sungai (mideri kali) besar dan tempat tersebut sekarang bernama kampung kalimider.
Sumber mata air yang terdapat dipenyeberangan tidak pernah surut walaupun musim kemarau panjang. Sumber mata air tersebut digunakan untuk mengairi sawah disekitarnya maupun untuk mengairi sungai pertahanan. Irigasi yang ditata rapi membuat sawah maupun ladang cukup air baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.Sehingga tanaman padi maupun palawija selalu memberikan hasil yang baik. Disamping untuk irigasi air tersebut juga digunakan untuk mengairi suwakan ( kolam) tempat memelihara ikan. Walaupun didaerah lain mengalami paceklik atau mahal bahan pangan namun daerah tersebut tetap saja selalu berkecukupan. Untuk persedian pangan pada musim kemarau panjang dibuat gudang penyimpanan pangan yang disebut lumbung. Lumbung ini disamping untuk menyimpan padi yang sudah kering juga digunakan untuk menyimpan hasil panen palawija seperti jagung, gaplek, kacang-kacangan, kedelai maupun bahan pangan lainnya.
Ketersediaan bahan pangan yang banyak pada musim paceklik ( kemarau panjang) menjadikan kademangan tersebut sebagai tujuan masyarakat didaerah lain termasuk juga para perampok maupun penjarah. Pada suatu ketika datanglah perampok dari daerah lereng gunung merapi. Sesampai ditempat tersebut para perampok tidak bisa memasuki kademangan. Kademangan yang telah ditata rapi dan rapat pertahanannya tidak bisa dimasuki oleh para perampok. Kademangan tersebut nampak dari jauh seperti sebuah hutan belantara , tanaman yang hijau terlihat bagaikan rumput yang terdapat disemak-semak.Ada orang lain mengatakan bahwa  itu semua disebabkan kesaktian Ki Demang yang bisa menyulap suatu tempat menjadi nampak seperti hutan belantara. Akirnya para perampok tersebut penasaran karena kedatangan yang pertama gagal maka datanglah yang kedua kalinya. Kedatangan yang kedua kalinya ini para perampok lewat bagian utara ( atau bagian belakang kademangan yang dalam bahasa jawa dinamakan pethit ( sekarang kampung tersebut dinamakan kampung thithang dari kata pethitan). Kedatangan yang kedua inipun para perampok juga gagal karena dihadang oleh Demang pancal panggung dan para kerabat kademangan. Ki Demang Pancal panggung menaiki kudanya yang bernama Kyai Togok. Kuda togog ini kesaktiannya luar biasa disamping larinya cepat juga kebal senjata apapun, bahkan bisa menangkis peluru dengan mulutnya.
Hal ini menyebabkan tidak jarang orang disekitar kademangan sering berdatangan untuk membeli beras maupun bahan pangan yang lain. Ada yang dari daerah lereng Gunung Merapi , Gunung Kidul , Wonogiri maupun dari daerah surakarta.
 ada seseorang berpangkat Demang yang bernama Reso Dinolo.Beliau mempunyai banyak sawah dan ladang yang digarap dengan tekun dan mempunyai banyak pekerja .Berkat ketekunan dan kepandaiannya menggarap sawah serta air yang cukup teratur maka hasil panennya selalu baik ditambah kepandaiannya .Kecuali sakti mandra guna beliau juga pandai menggarap tanah pada masa itu terkenal kesaktiannya maupun kekayaannya, maka tidak aneh kalau banyak orang yang datang untuk membeli beras